Minggu, 24 April 2011

PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN KELAS DAN KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS

PENDAHULUAN
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata managemen asal kata dari bahasa inggris yang diindonesiakan menjadi manajemen atau menejemen didalam kamus umum bahasa Indonesia (1958:412) disebutkan bahwa pengelolaan berarti penyelenggaraan, dilihat dari asal kata manajemen dapat disimpulkan bahwa, pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang di kelolah dapat berjalan dengan lancer, efektif dan efesien. Pengelolaan diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan orang lain (Oemar hamalik 1986:18)
Ketrampilan mengelola kelas merupakan ketrampilan yang wajib dimiliki oleh setiap guru. Bila tidak, setiap usaha guru di depan kelas akan menjadi sia-sia, dan ini memicu rasa frustrasi. Agar dapat mengelola kelas dengan baik, guru harus melatih diri, menempa kematangan pribadinya, dan terus menerus ingat untuk menjadi teladan bagi para siswanya. Selain itu, guru juga perlu mengembangkan teknik, metoda serta pendekatan yang menarik dan menantang.
Di atas segalanya, perlu dipahami bahwa teori sederhana ini tidak akan banyak artinya bila guru berhenti pada tataran tahu. Guru harus sesegera mungkin masuk pada tataran lakukan karena ketrampilan mengelola kelas adalah ketrampilan yang diasah oleh waktu, situasi dan kondisi. Ketrampilan mengelola kelas adalah ketrampilan seumur hidup bagi guru.

A. PRINSIP PRINSIP PENGELOLAAN KELAS
Msalah pengelolaan kelas bukanlah merupakan tugas yang rinagn. Berbagai faktorlah yang menyebabkan kerumitan itu. Secara umum factor factor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua yaitu.
1. Faktor interen siswa
2. Faktor eksteren siwa
Faktor interen siswa biasanya berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan prilaku. Kepribadian siswa dengen cirri khasnya masing masing menyebabkan siswa berbeda dari siwa lainya secara individual. Perbedaan secara individual ini dilihat dari segi aspek, yaitu perbedaan biolagis, intelektual dan psikologis.
Sedangkan factor eksteren siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa di kelas, dan sebagainya.masalah jumlah siswa di kelasa akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas misalnya dua puluh dua orang keatas cendrung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cendrung lebih kecil terjadi konflik.
Mustahil kekacaun di kelas tidak dapat dibatasi, selama ada usaha dari guru, kekacauan di kelas pasti dapat di pecahkan. Memang diakui kelas dari waktu ke waktu, dari hari ke hari, hari ini, esok atau lusa, menunjukan suasana yang berbeda. Kemaren mungkin suasana kelas tenang. Boleh jadi suasana kelas hari ini ribut dan panas. Sewaktu waktu kebaikan belajar siswa terganggu dengan datangya gangguan dari luar kelas dalam berbagai bentuk dan jenisnya, misalnya ada kebakaran disekitar sekolah, ada maling disiang bolong, ada tabrakan kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, prinsip prinsip pengelolaan kelas dapat di pergunakan. Maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip prinsip pengelolaan kelas yang akan di uraikan berikut ini.

1. Hangat Dan Antusias
Hangat dan antusiasdiperlukan dalam prose belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2. Tantangan
Penggunaan kata kata, tindakan cara kerja, atau bahan bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Tambahan lagi akan dapat menarik perhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar mereka.
3. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya ganguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila penggunaanya bervariasi sesuai dengan kebutuhan sesaat. Kevariasian dalam penggunaan apa yang disebutkan diatas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

4. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan muncuknya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributanan anak didik, tidak ada perhatian tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.

5. Penekan Pada Hal Hal Yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal hal yang negatif. Penekan pada hal yang positif yaitu, penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadarn guru untuk menghindari kesalahan yang dapat menggangu jalanya proses belajar mengajar.

6. Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karna itu guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tangung jawab. Jadi guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.

B. PRINSIP PENGGUNAAN KETRAMPILAN MENGELOLA KELAS
1. Pengertian Ketrampilan Pengelolaan Kelas
Dari sekian banyak ketrampilan yang harus dikuasai oleh guru, mengelola kelas merupakan ketrampilan yang krusial. Banyak guru yang pandai (dalam bidang studinya), namun, itu semua akan sia-sia belaka kalau ia tidak berhasil mengelola kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman. Yang perlu diketahui oleh guru (dan juga calon guru) yaitu bahwa kepintaran dalam bidang studi tidak memiliki kaitan signifikan dengan kemampuan mengelola kelas. Jadi, sekali lagi, seberapapun pandai guru itu, kepandaiannya tidak akan banyak membantunya kalau ia tidak terampil dalam mengelol kelasn.
Ketrampilan mengelola kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, serta mengembalikan kondisi belajar apabila terdapat gangguan.
2. Prinsip Penggunaan Ketrampilan Mengelola Kelas
Ketrampilan mengelola kelas erat kaitannya dengan kematangan emosional seorang guru. Perlu diingat bahwa yang dihadapi oleh guru adalah sekumpulan anak, dengan kematangan emosional yang seharusnya belum seperti gurunya. Sehingga, hampir mustahil menuntut seorang anak bersikap matang dan dewasa. Sebaliknya, gurulah yang terlebih dahulu menunjukkan kematangannya sebagai seorang dewasa.
Guru yang hangat, akrab, antusias, dan tulus akan lebih mudah mengelola kelasnya, daripada guru yang tegang dan sok jaim. Ada kemungkinan kelas tenang karena tampang sangar dan kemarahan kita, tapi percayalah, cara terakhir ini hanya akan menguras emosi kita, membuat kita lelah secara emosional, dan hanya akan menyimpan bom-bom waktu untuk masa mendatang. Guru yang hanya mengandalkan kemarahan dan wajah streng tidak akan pernah mendapat respek dari murid-muridnya. Guru yang seperti ini juga melenyapkan kesempatan anak untuk belajar bagaimana menjadi lebih dewasa. Ingatlah, bahwa kedewasaan hanya bisa tercapai melalui interaksi yang sehat antara anak dan orang dewasa. Bila interaksi itu interaksi yang diktatoris, maka maka sebetulnya anak tidak belajar apa apa,
Salah satu hal yang sering kali diabaikan oleh para guru adalah penekanan pada hal-hal positif. Harus dengan jujur diakui bahwa guru lebih sering menegur, daripada memuji. Guru lebih peka pada kesalahan anak, daripada kebaikan anak. Guru sering menahan diri untuk berterima kasih atau memberi pujian pada anak. Sebaliknya, tanpa berpikir panjang guru akan marah-marah pada anak yang ribut, misalnya. Padahal, penekanan pada hal-hal positif akan sangat membantu guru menimbulkan aura positif bagi kelasnya, sehingga memudahkan ia dalam mengelolah kelas itu.
Berikuit ini adalah cara cara memelihara suasana positif
a. Memberi tekanan terhadap tingkah laku positif dan menghindari ocehan atau tingkah laku negatif.
b. Memberi penguatan terhadap tingkah laku positif
c. Menyadari akan adanya kesalahan kesalahan yang bisa dibuat oleh guru sendiri.
Selanjutnya, prinsip yang paling penting dalam pengelolaan kelas adalah keteladanan. Hal ini sering kali dibicarakan dan sering kali dibahas. Dalam tataran verbal pun setiap guru pun pasti menyetujuinya. Namun, jarang sekali guru mau mencoba keampuhannya. Penanaman disiplin akan jauh lebih mudah dengan cara memberikan contoh dan teladan tentang pengendalian diri dan disiplin melaksanakan tanggung jawab. Guru kadang merasa bahwa “anak tidak akan tahu” atau “anak akan mengerti”, bilamana mereka melakukan suatu tindakan tidak terpuji. Namun, siswa jelas mengerti dan siswa bisa mengukur dan menilai sendiri bagaimana guru mereka itu. Di lain pihak, guru tidak perlu berlelah-lelah “berkotbah” bila ia sendiri sudah jadi contoh hidup bagi anak muridnya.
Selanjutnya, yang penting juga adalah pendekatan, metode, dan teknik yang dipakai oleh guru. Walaupun merepotkan dalam mempersiapkannya, namun, penggunaan variasi media, gaya dan interaksi belajar mengajar akan sangat membantu guru dalam mengelola kelasnya. Sebabnya sangat sederhana: anak yang mencari gara-gara adalah anak yang bosan dengan suasana belajarnya. Oleh karenanya, perkecil kemungkinan anak merasa bosan dengan cara memvarasi pendekatan mengajar kita. Dalam hal ini, jangan segan-segan merubah strategi mengajar, bila memang diperlukan. Kecerdasan guru untuk membaca situasi kelas sangat diperlukan. Oleh karenanya guru juga dituntut untuk luwes dalam bertingkah laku dalam mengambil keputusan.
Pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Namun, rasa ingin tahu ini sering kali keburu mati oleh kebosanan dan kejenuhan. Oleh karenanya, guru juga mesti cerdik dalam menggunakan kata-kata, tindakan, dan bahan yang menantang. Daripada menerangkan suatu materi secara liner, misalnya, ada baiknya sesekali mencoba memecah-mecah materi dan menyuruh siswa “menyusun” materi itu. Ini akan merangsang anak untuk mengalahkan materi tersebut.

KESIMPULAN
Secara umum factor factor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua yaitu.
1 Faktor interen siswa
2 Faktor eksteren siwa
Faktor interen siswa biasanya berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan prilaku. Kepribadian siswa dengen cirri khasnya masing masing menyebabkan siswa berbeda dari siwa lainya secara individual. Perbedaan secara individual ini dilihat dari segi aspek, yaitu perbedaan biolagis, intelektual dan psikologis.
Sedangkan factor eksteren siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa di kelas, dan sebagainya
Berikut adalah prinsip prinsip pengelolaan kelas
1. Hangat Dan Antusias
2. Tantangan
3. Bervariasi
4. Keluwesan
5. Penekan Pada Hal Hal Yang Positif
6. Penanaman Disiplin Diri

Keterampilan mengelola kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, serta mengembalikan kondisi belajar apabila terdapat gangguan.
Berikuit ini adalah cara cara memelihara suasana positif
a. Memberi tekanan terhadap tingkah laku positif dan menghindari ocehan atau tingkah laku negatif.
b. Memberi penguatan terhadap tingkah laku positif
c. Menyadari akan adanya kesalahan kesalahan yang bisa dibuat oleh guru sendiri.

DAFTAR PUTAKA
Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar PT Renika Cipta, Jakarta: 2006
Amir Achsin, Pengelolaan Kelas dan Interaksi belajar Mengajar, IKIP Ujung Pandang Pers, 1990
Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar PT Renika Cipta Jakarta, 1996
www.prinsip prinsip pengelolaan kelas.com
www.zona pendidikan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar