Minggu, 24 April 2011

PENDEKATAN INDIVIDU DAN PENDEKATAN SOSIAL

PENDAHULUAN
Dalam ilmu biologi individu dianggap satu sel atom, dan kumpulan dari sel-sel itu merupakan struktur, merupaka suatu organisme. Maka dengan membahas tata kehidupan sel satu persatu ahirnya dapat di mengerti tata kehidupan organisme pada umumnya. Individu segabai titik tolak ditentukan atau dipengaruhi oleh dua macam yaitu faktor inter dan ekstern
Faktot intren meliputi faktor-faktor biolagis dan psikologis, sedangkan faktor eksteren meliputi faktor faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Dalam pendekatan individu untuk mempelajari tingkah laku manusia menggunakan approac individual. Didalam approac individual menitik beratkan pada faktor-faktor biologis dan psikologis, yang mendiskripsikan tingkah laku seseorang. Kedua faktor itulah yang primair sedangkan faktor lingkungan sekitar fisik dan melieu sosial merupakan faktor skunder karna approac individual barpendapat bahwa individual yang primer sedangkan masyarakat adalah skunder.
Selain itu juga cara lain untuk membahas tingkah laku manusia dalam pendekatan sosial menggunakan approac sosial, approac kelompok, societal approach, group approach sosial ini adalah masyarakat berbagai lembaganya, kelompok dengan berbagai aktifitasnya.

A. PENDEKATAN INDIVIDU
Dalam ilmu biolagi individu itu dianggab satu sel satu atom, dan kumpulan dari sel-sel itu merupakan struktur merupakan satu organisasi ialah organisme. Transformasi pikiran ini didalam membahas tata kehidupan manusia demikian itu ada, artinya untuk dapat mengerti tata kehidupan masyarakat (kelompok) perlu dibahas tata kehidupan individu yang menjadi pembentuk masyarakat itu.
1. Faktor Biologis Pada Tingkah Laku Manusia
Perbedaan antara faktor biologis dan psikologis pada tingkah laku manusia adalah bahwa pada faktor biologis memandang manusia itu sebagai organisme yang murni dan sederhana, sedangkan pada faktor psikologis memandang manusia sebagai organisme yang intelegen, organisme yang mempunyai intelegensi. Yang menjadi problem besar pada biologi ialah usaha untuk menemukan elmen-elmen tingkah laku mana yang disebabkan oleh lingkungan sekitar. Ada satu pendapat bahwa ada kejahatan dan problem anak anakal adalah karna hereditas, karna keturuan biologis. Demikian juga kriminalitas ada yang diwariskan lombroso misalnya, dapat menentukan ciri-ciri yang karakteristik, bagi penjahat-penjahat tertentu. Inilah biologisme yang extrim, sedangkan yang kurang extrim mengatakan bahwa emosi yang khas adalah karna hereditas. Tetapi bagi orang-orang yang tidak sependapat dengan biologime yang extrim in mengatakan bahwa kejahatan delequeny itu disebabkan oleh milieu anti sosial.
Didalam masalah intelegensi juga terdapatlah pengaruh biologisme tersebut diatas, dimana mereka mengatakan bahwa orang-orang yang mempunyai intelegensi tingi mereka itu adalah berasal dari ras-ras tertentu. Extriminitas dari pendapat ini adalah adalah hanya orang-orang dari ras kulit putihlah yang dapat mempunyai intelegensi yang tingi. Asal mula paham biologis ini adalah dengan terbitnya buku Origin Of speceis karangan charles. Tetapi dengan penyelidikan-penyelidikan moderen membuktikan bahwa tinggi rendah intelegensi itu tidak bergantung dengan asal ras, tetapi bergantung oleh faktor-faktor melalui fisik dan kulturil pada masyarakat.
Bangsa kulit berwarna belum dapat maju karna tidak ada kesempatan dan kemerdekaan, karna adanya penjajahan oleh para penjaja masyarakat. Jajajhan dibuat sedemikian rupa sehingga rakyat tidak dapat naju berkembang. Misalnya di indonesia dahulu masa kolonialisme belanda, kesenpatan yang sama untuk menuntut pendidikan ternyatalah intelegensi bansa kulit berwarna tidak lah kalah dengan bangsa ras kulit putih. Tandanya faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan masyarakat ialah adanya kebebasan, fasilitas ekonomis, kemajuan kebudayaan, hubungan sosial yang luasa dan keagamaan. Sementara itu patut di perhatikan pula bahwa faktor protein zat putih telur) juga mempengaruhi perkembangan intelegensi, sebab jaringan otak dan syaraf-syarafnya sebagian besar adalah berasal dari protein. Dus, makin tersedia protein makin berkambanglah otak dan syaraf-syarafnya. Faktor-faktor biologis yang lain, yang tidak dapat disangkal pengaruhnya terdapat tingkah laku manusia ialah bekerjanya secara normal daripada hormon-hormon berbagai endoktrion atau kelenjar-kelenjar buntu didalam tubuh manusia. Misalnya pada anak-anak putri yang hormon-hormon genetalianya sudah mulai bekerja menimbulkan perubahan-perubahan jasmaniah, misalnya tumbuh dan berkembangya buah dada 9glandula mamae), maka sifat-sifat dan tingkah lakunya akan menjadi orang dewasa.
Demikian juga pada anak laki-laki. Kurang atau lebih bekerjanya daripada hormon-hormon endoktrinon pada tubuh manusia akan menyebabkan klamin-klamin atau abnormalitas tingkah lakunya, selain dari pada fisik yang abnormal pula. Misalnya apabila hormon genetalia terlalu awal bekerjanya mana menimbulkan puberitas, dewasa terlalu awal, misalnya anak putri masih muda usianya, buah dadanya sudah tumbuh besar anak laki-laki masih muda usianya sudah berkumis atau berambut pada genetalianya. Sekarang dengan teknologi medis moderen sudah dapat dibuat syntehese hormon-hormon tertentu, yang dengen injeksi hormon-hormon itu dapatlah mengubah tingkah laku manusia. Misalnya, injeksi adrenalin dengan dosis lebih, maka yang bersangkutan akan selalu menunjukan perbuatan-perbuatan marah. Kalau didalam tubuh orang laki-laki injeksikan hormon feminitas dengan dosis tertentu, maka timbullah perbuatan-perbuatan atau tingkah laku kewanitaan pada lalaki-lelaki. Demikian juga kalau sebaliknya pada perempuan injeksi hormon nsculina maka timbulalh tingkah laku kelelakian pada orang tadi. Ataupun pada zaman moderen aba ke-20 ini dengan teknologi operasi organ-organ tertentu pada seseorang dapat mengubah tingkah lakunya berlainan dari pada yang sewajarnya. Selain dari pada adanya pengaruh-pengaruh hormon endoktrinon terhadap tingkah laku manusia yang sifatnya natural dengan adanya cacat-cacat jasmania ataupun rohaniah juga menimbulkan tingkah laku yang berlainan dari pada yang seharusnya. Dengan demikian pada uraian yang sangat singkat ini jelas kiranya memang benar-benar ada pengaruh biologis terhadap tingkah laku manusia.

2. Faktor Psikologis Pada Tingkah Laku Manusia
Batas antara biologis dan psikologis tidak extrim, tajam dan tetap, karna dengan kemajuan-kemajuan dalam penelitian ilmiah maka dapatlah diketahui hubungan-hubungan dan perbedaan-perbedaan yang bisa diketemukan. Satu penyelidikan tentang karakteristik manusia jasmaniah tentulah harus mencakup fungsinya, dan sebaliknya study pada ungsi dan adaptabilitas proses mental tak mungkin lengkap tanpa menyelidiki karakteristik naturalnya. Dengan begitu jelaslah selalu ada hubungan timbal balik antara biologi dan psikologi, justru kedua-duanya complementair didalam mempelajari tingkah laku manusia.
Studi experimental tentang tingkah laku kanak-kanak yang dilakukan oleh Jhon B watson pada laboraturium psikologi pada Jhon Hopkins University dia menemukan tiga macam tingkah laku yang tidak dipelajari ialah takut, marah dan senag (fear, anger and leve). Dia menyimpulakn bahwa seabgian besar tingkah laku manusia adalah dipelajari dan hanya sebagian kecil saja yang inctencit, serta bahwa tingkah laku itu lebih banyak dikondisikan oleh responci terhadap suatu situasi dari pada berasal dari tingkah laku inheritas. Dengan buku Watson, Behaviorism yang terbit 1925 mulailah menyinggung kabut-kabut yang menyeliputi teori instenct. Penyelidikan lainya tentang tingkah laku kanak kanak dilakukan oleh Arnoldgessel dan teman-temanya pada klinik. Perkembangan kanak-kanak (Clinic of child Divelopment) yang didirikan pada yale university tahun 1911. Pertama kali Gessel tertarik pada anak-anak yang terbelakang baru kemudian pada tahun 1919 ia studi pada anak-anak, maka pada laboratorium memakai tekhnik ane-Way visten screen, yaitu penyelidikan dapat melihat anak-anak, dengan dilengkapi film serta pita rekaman agar supaya dapat memperoleh data yang analisa yang cukup baik. Sebagai hasilnya ia melaporkan antara lain sebagai berikut, bahwa kanak-kanak adalah individu-individu yang berbuat, yang hidup dan kepribadian anak-anak adalah hasil pertumbuhan yang lambat dan graduil, bertingkat-tingkat. Demikian misalnya pertumbuhan syistem nervorumnya setapak demi setapak dan dengan sendirinya, sehingga pertumbuhan mentalnya seperti juga pertumbuhan jasmaniahnya, merupakan suatu modilling procces, suatu proses memberi model dengan bentuk tertentu, atau dengan kata lain pertumbuahan mental itu adalah suatu petterning procces, sustu proses memberi pola, suatu proces pernolaan. Sebab the mend pikiran, secara esensial adalah sumasi dari pada pertumbuhan yang multitude dari pada pola-pola tingkah laku. Dus, esensi dari pendapat gessel tersebut diatas ialah bahwa pola-pola tingkah laku itu pada kanak-kanak sampai dewasa, adalah tumbuh dan berkembang, artinya terjadi proses perubahan tingkah laku. Seiring dengan kedewasan fisiknya. Dus tingkah laku instectip pada kanak-kanak dengan dewasanya anak-anak akan hilang lah menetek itu diganti dengan minum kopi susu misalnya dengan gelas.
Sehubungan dengan faktor-faktor psikologi pada tingkah laku manusia, patut pula dikkemukakan salah satu teori kepribadian yang juga pada dasarya mempunyai masalah yang sama, ialah tingkah laku itu tadi. C.G Yung, membagi tipe kepribadian manusia atas dua golongan besar ialah tipe introvert dan tipe kpribadian, ini mempunyai pola-pola tingkah laku sendiri-sendiri. Misalnya orang tipe introvert sifatnya pendiam, rasional, lambat bertindak, dan sebagainya. Kedua sifat-sifat ini terdapat didalam tingkah laku manusia, artinya dalam masyarakat kita jumpa kedua jenis tipe kepribadian itu. Demikian juga di sekolah kita jumpa anak anak yang bertipe kepribadian extravert. Kita juga mengakui adanya faktor-faktor herebitair, misalnya pembawan, bakat dan sebagainya, yang harus kita akui sebagai kekuatan potensial, kekuatan yang telatent, kekuatan-keutan potensial mana baru dapat diaktualkan, baru dapat di manipestasikan kalau faktor-faktor melieu, faktor-faktor lingkungan sekitar mengijinkan, memberi kesempatan dan fasilitas yang mencukipi adanya.
Ahirnya dapat kita simpulkan, bahwa approach individual belumlah lengkap untuk menerangkan semua gejala tingkah laku manusia, mengingat bahwa individu-individu adalah hidup dengan dan dalam masyaraka. Dus faktor masyarakat itu pun harus diakui ranaya sebagai pembentuk tingjkah laku warga masyarakatnya.

B. PENDEKATAN SOSIAL
Cara lain untuk membahas tingkah laku manusia ialah dengan mempergunakan approach sosial. Approach kelompok, tal approach, group approach, titik pangkal daripada approachsosial ini ialah masyarakat dengan berbagai lembaganya, kelompok-kelompok dengan berbagai aktivitasnya. Secara kongkret approach sosial ini membahas aspek-aspek atau komponen daripada kebudayaan manusia, misalnya keluarga, tradisi-tradisi, adat-istiadatnya, moralitasnya,norma-norma sosialnya, dan sebagainya. Jadi segala sesuatu yang dianggap produk bersama, milik bersama ialah milik masyarakat. Jelas disini yang menjadi gelar primair gejala secundair saja. Tingkah laku individu dapat dipahami dengan memahami pada tingkah laku masyarakatnya. Individu mulai lahir sampai mati dibesarkan dan dikembangkan oleh masyarakatnya. Misalnya, pada waktu lahir dengan pertolongan bidan atau bayi, cara merawat bayi atau ibunya, upacara-upacara yang dilakukan untuk si bayi, apabila anak sudah mulai dapat bicara diajarkan tatakrama keluarga dan masyarakat, misalnya bagaimana memanggilibu dan ayah, bagaimana cara makan dan minum, bagaimana cara berpakain, agama apa yang dianut, dan sebagainya semuanya menjelaskan bahwa generasi muda( e.g. anak-anak tadi ) harus bertingkah laku sesuai dengan pola tingkah laku yang dikehendaki oleh masyarakat, atau dengan perkataan lain dikondisikan oleh kebudayaan masyarakat. Jadi mengapa Si Sri nugraha tidak boleh bergaul bebas atau bebas bergaul antara pemuda dan pemudi, si tono setiap hari senin membuat sesaji, dan sebagainya. Jadi kalau masyarakat mengizikan perkawinan poligami,maka individi-individunya juga berpoligami.lebih luas ialah karena indinesia mengembangkan filsafah hidup pancasila, maka seluruh warga negaranya harus mengembang paham pancasila. kalau pemerintah menganut demokrasi pancasila maka seluruh warga negaranya mengerti dan mengamalkan demokrasi pancasila. jikalau ada warga negara indonesia tidak mau mengamalkan pancasila, demokrasi pancasila, negara akan menindak kepada mereka, oleh karena mereka dianggap menyeleweng dari pola tingkah laku yang harus dikembangkan oleh masyarakat. Demikian juga impilkasi dibidang pendidikan, guru-guru harus mendidik anak-anaknya kearah pola tingkah laku masyarakat dan negara.
Comte percaya bahwa sosiologi adalah pengetahuan yang fundamental,adalah suatu metode penyelidikan yang eksak dan mempunyai data yang besar dalam membahas kehidupan manusia dalam masyarakat. Ia menyusun hirakhi pengetahuan dari yang kimia paling eksak adalah sebagai berikut: matematik, astronomi, phisika, kimia, biologi termasuk psikolog, dan kemudian sosiologi. Penyusuna hierarchi demikian itu didasarkan dari yang sederhana sampai pada yang kompleks, dan oleh karena gejala sosial adalah gejala yang paling kompleks dan paling sukar untuk melukiskannya secara kekuatan positif, maka sosiologi ditempatkan yang terakhir.
Extrimitas dari approach sosial ini dapat kita anggap sebagai sosiologisme, dimana tingkah laku individu-individunya secara mutlak ditentukan oleh masyarakat oleh kebudayaan masyarakat, dimana individualitas tenggelam didalam sosialitas manusia. Tingkah laku yang demikian ini didapati semua masyarakat sungguh-sungguh homogin yang kua tradisinya dan tata caranya. Individu-individu yang menyimpang dari pola tingkah laku masyarakat dianggap sebagai individu-individu yang abnormal, dan pasti dikeluarkan dari masyarakat. kalau kita perhatikan benar-benar prinsip dari approach ini tak seorang pun menyangkal kebenaranya, tetapi secara absolut, secara extrim, approach sosial tentulah tergelincir kelembah kelemahan-kelemahan nya, sebab betapa homoginnya suatu masyarakat, betapa kuatnya tata cara disitu masih juga kita dapati individualitas jadi anggota masyarakat, artinya ciri-ciri tingkah laku manusia perseorangan masih dpat dilihat juga.
Jadi pendekatan sosial ini titk berat pada masyarakat dan pengaruh geografi, jadi tingkah laku manusia itu ditentukan semata-mata oleh fakor phisik dan kultular. Dalam membahas soal ini yang kita perbincangkan ialah interaksi sosial individu manusia, bukan interaksi sosail hewan. Jadi dengan demikian, maka bertitik pengkal kepada kepada berbagai individu yang berinteraksi, dengan demikian interaksi sosial itu akan menunjukkan segi kesosialannya mahluk manusia. Sudah barabg tentu dalam hal ini manusia selalu mengadakan penyesuain diridengan lingkungan.

KESIMPULAN
Perbedaan antara faktor biologis dan psikologis pada tingkah laku manusia adalah bahwa pada faktor biologis memandang manusia itu sebagai organisme yang murni dan sederhana, sedangkan pada faktor psikologis memandang manusia sebagai organisme yang intelegen, organisme yang mempunyai intelegensi
Didalam masalah intelegensi juga terdapatlah pengaruh biologisme tersebut diatas, dimana mereka mengatakan bahwa orang-orang yang mempunyai intelegensi tingi mereka itu adalah berasal dari ras-ras tertentu. Extriminitas dari pendapat ini adalah adalah hanya orang-orang dari ras kulit putihlah yang dapat mempunyai intelegensi yang tingi. Asal mula paham biologis ini adalah dengan terbitnya buku Origin Of speceis karangan charles. Tetapi dengan penyelidikan-penyelidikan moderen membuktikan bahwa tinggi rendah intelegensi itu tidak bergantung dengan asal ras, tetapi bergantung oleh faktor-faktor melalui fisik dan kulturil pada masyarakat.
selanjutnya pendekatan sosial ini titk berat pada masyarakat dan pengaruh geografi, jadi tingkah laku manusia itu ditentukan semata-mata oleh fakor phisik dan kultular. Dalam membahas soal ini yang kita perbincangkan ialah interaksi sosial individu manusia, bukan interaksi sosail hewan. Jadi dengan demikian, maka bertitik pengkal kepada kepada berbagai individu yang berinteraksi, dengan demikian interaksi sosial itu akan menunjukkan segi kesosialannya mahluk manusia. Sudah barabg tentu dalam hal ini manusia selalu mengadakan penyesuain diridengan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Drs H. Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta Renita Cipta: 2004
Anrnol W. Gessel Infan and Chil the Culture Of to Day, Harper and Brother, New York, 1943. P. 11

Jolan jacobi, The Psicilogy of Yung, trauslated by, K. Bash, yale University Press, New York, 1943

PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A.PENGERTIAN PESERTA DIDIK
Peserta didik merupakan “raw material” (bahan mentah) didalam proses transformasi yang disebut pendidikan. Berbeda dengan komponen komponen lain dalam system pendidikan karma kita menerima “material” ini sudah setengah jadi, sedangkan komponen komponen lain dapat dirumuskan dan disusun sesuai dengan keadan fasilitas dan kebutuhan yang ada.
Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik.
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

B.KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

1. Kebutuhan Fisik
Fisik peserta didik mengalami pertumbuhan fisik yang cepat terutama pada masa puberitas. Kebutuhan biologis, yaitu berupa makanan minum, dan istirahat, dimana hal ini menuntut peserta didik untuk memenuhinya. Dengan adanya kebiasaan hidup sehat, bersih dan olah raga teratur dapat membantu kesehatan dan pertumbuhan tubuh peserta didik supaya jangan terkena penyakit hal ini harus ditangani dengan cepat karma kesehatan sangat mempengaruhi pertumbuhan fisiknya.

2. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan social yaitu kebutuhan yang berhubungan langsung dengan masyarakat agar peserta didik dapat berintraksi dengan masyarakat lingkunganya, seperti bdi terima oleh teman temanya secara wajar.
Begitu juga supaya dapat diterima oleh orang yang lebih tinggi dari dia seperti guru gurunya dan pemimpin pemimpinya. Kebutuhan ini perlu di penuhi agar peserta didik dapat memperoleh posisi dan berprestasi dalam masyarakat.

3. Kebutuhan Mandiri
Peserta didik pada usia remaja ingin lepas dari batasan batasan atau aturan orang tuanya dan mencoba untuk mengarahkan dan m,endisiplinkan dirinya sendiri. Di bebas dari perlakuan orang tuanya yang terkadang terlalu berlebihan dan terkesan sering mencampuri urusan mereka yang menurut mereka bias diatasi sendiri.

4.Kebutuhan Untuk Berprestasi
Kebutuhan untuk berprestasi erat kaitanya dengan kebutuhan mandiri. Artinya dengan terpenuhinya kebutuhan itu dapat membuat peserta didik untuk mengejar prestasi lebih giat. Dengan demikian kemampuan untuk berprestasi terkadang sangat erat dengan perlakuan yang mereka terima baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakt.

5.Kebutuhan Untuk Memiliki Filsafat Hidup (Agama)
Peserta didik pada usia remaja mulai tertarik untuk mengetahui tentang kebenaran dan nilai nilai ideal. Mereka mempunyai keinginan untuk mengenal apa tujuan hidup dan bagaiman kebahagian itu di peroleh. Karma itu mereka membutuhkan pengetahuan yang jelas sebagai satu filsafat hidup yang memuaskan, yang sesuai denmgan nilai nilai kemanusiaan, sehingga dapat di jadikan sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan ini.

C. DIMENSI DIMENSI PESERTA DIDIK
1. Dimensi Fisik (Jasmani)
Fisik atau jasmani terdiri atas organisme fisik. Organisme fisik manusia lebih sempurna di bandingkan dengan organisme makhluk lainya. Pada dimensi ini, proses penciptaan manusia memiliki kesaman dengan hewan ataupun tumbuhan, sebab semuanya termasuk bagian dari alam.

2. Dimensi Akhlak
Pendidikan akhlak mulai di tanamkan sejak manusia lahir kedunia,dengan tujuan untuk membentuk manusia yang bermoral baik,berkemauan keras,bijak sana,sopan dan beradab,ikhlas jujur dan suci. Namun perlu diketahui bahwa pendidikan akhlak akan terbentuk jika adanya pengmalan dari peserta didik.
3. Dimensi Rohani(kejiwaan)
Dimensi yang sangat penting dan harus ada pada peserta didik. Jal ini dikarenakan rohani harus dapat mengendalikan keadaan manusia untuk hidup bahagia ,seha,tentram,aman dan damai.
4. Dimensi Sosial
Dimensi ini erat kaitannya dengan suatu golongan kelompok maupun lingkungan masyarakat. Dalam islam dimensi sosoial dimaksudkan agar manusia mengetahui bahwa tanggung jawab tidak hanya di peruntukkan pada perubahan yanmg bersifat poribadi ataupun umum.

D. INTELEJENSI PESERTA DIDIK
1. Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan ini kaitannya dengan kapasitas IQ peserta didik, bagaimana sisiwa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan IQnya. Kecerdasan intelektual pada diri manusia sangat erat kaitannya dengan proses berfikir atau kecerdasan berfikiryang disebut aspek kognitif.
2. Kecedasan Emosional
diri sendiri,beMenurut Daniel Gomelan kecerdasan Emosianal adalah kemamapuan untuk memotivasi rtahan menghadapi prustasi,mengendalikan dorongan hati,tidak melebih-lebihkan kesenangan,mengatur suasana hati,menjaga akan beban setres,tidak melumpuhkan kemamapuan berfikir,berempati dan berdoa.
3. Keserdasan Spirutual
Menurut Ary ginanjar menyatakan bahwa inti dari kecerdasan spiritual adalah pemahaman tentang kehadiran manusia itu sendiri yang muaranya menjadi ma’rifatkepada Allah swt. Ketika menusia mendapatkan ma’rifat tersebut,maka secara langsung akan dapat mengenalai dirinya sendiri sekaligus mengenal tuhannya, dalam prespeksi islam hal ini merupakan tingkat kecerdasan yang paling tinggi.
4. Kecerdasan Qalbiyah
Kecerdasan Qolbiyah yang sempurna maka akn menghadirkan kecerdasan agama pada dirinya. Kecedasan agama adalah kecerdasan yang lebih tinggi didalam diri manusia,dan secara langsung seorang tersebut akan melampaui kecerdasan intelektual,kecerdasan emosioanal,kecerdasan spirituall.

E. ETIKA PESERTA DIDIK
Dalam etika peserta didik,peserta didik memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan oleh peserta didik. Etika pesera didik adalah sikap yang harus didmiliki dan ditanamkan didalam hati pesera didik agar hidupnya sejalan dengan sebagtai seoramg yang berpendidikan.
Menurut Al-Gozali ada sepuluh kewajiban peserta didik yaitu :
1. Belajar dengan niat ibadah kepada allah swt.
2. Bersikap tawadhu (rendah hati)
3. Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.
4. Memp[elajari ilmu=ilmu yang terpuji,baik ukhrahwi maupun duniawi.
5. Belajar dengan bertahap,dengan cara memulai dengan pelajaran yang mudah menuju pelajaran yang susah.
6. Belajar ilmu sampai tuntasuntuk kemudian haru beralih pada ilmu yang lainnya,sehingga anak didik memiliki sepesifikasi ilmu pengetahuan secara mendalam.
7. Mengenal nilai-nilai ilniah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari.
8. Memproriataskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi.
9. Mengenal nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan,yaitu ilmu yang dapat bermanfaat bagi dunia dan akhirat.
10. Anak didik harus tunduk kepada nasehat pendidik.
Selain itu juga di keterangan lain dikatakan bahwa seorang peserta didik hendaknya
1. Tawadhu kepada yang punya ilmu
2. Tawadhu kepada yang memberikan ilmu
3. Tawadhu kepada ilmu itu sendiri







KESIMPULAN
Peserta didik merupakan “raw material” didalam proses transformasi yang disebut pendidikan. Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang ada pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Pertumbuhan dan dan perkembangan merupakan cirri dari seorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang peserta didik.

Kebutuhan kebutuhan peserta didik diantaranya adalah
1. Kebutuhan fisik
2. Kebutuhan sosial
3. Kebutuhan mandiri
4. Kebutuhan untuk berprestasi
5. Kebutuhan untuk filsafat hidup (agama)
Dimensi dimensi peserta didik
1. Dimensi isik (jasmani)
2. Dimensi akal
3. Dimensi keberagaman
4. Dimensi akhlak
5. Dimensi rohani
Intelejensi peserta didik
1. Kecerdasan intelektual
2. Kecerdasan emosional
3. Kecerdasan spiritual
4. Kecerdasan qolbiyah

Menurut Al-Gozali ada sepuluh kewajiban peserta didik yaitu :
1 Belajar dengan niat ibadah kepada allah swt.
2 Bersikap tawadhu (rendah hati)
3 Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.
4 Memp[elajari ilmu=ilmu yang terpuji,baik ukhrahwi maupun duniawi.
5 Belajar dengan bertahap,dengan cara memulai dengan pelajaran yang mudah menuju pelajaran yang susah.
6 Belajar ilmu sampai tuntasuntuk kemudian haru beralih pada ilmu yang lainnya,sehingga anak didik memiliki sepesifikasi ilmu pengetahuan secara mendalam.
7 Mengenal nilai-nilai ilniah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari.
8 Memproriataskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi.
9 Mengenal nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan,yaitu ilmu yang dapat bermanfaat bagi dunia dan akhirat.
10 Anak didik harus tunduk kepada nasehat pendidik.

Selain itu juga di keterangan lain dikatakan bahwa seorang peserta didik hendaknya
1 Tawadhu kepada yang punya ilmu
2 Tawadhu kepada yang memberikan ilmu
3 Tawadhu kepada ilmu itu sendiri

PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN KELAS DAN KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS

PENDAHULUAN
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata managemen asal kata dari bahasa inggris yang diindonesiakan menjadi manajemen atau menejemen didalam kamus umum bahasa Indonesia (1958:412) disebutkan bahwa pengelolaan berarti penyelenggaraan, dilihat dari asal kata manajemen dapat disimpulkan bahwa, pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang di kelolah dapat berjalan dengan lancer, efektif dan efesien. Pengelolaan diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan orang lain (Oemar hamalik 1986:18)
Ketrampilan mengelola kelas merupakan ketrampilan yang wajib dimiliki oleh setiap guru. Bila tidak, setiap usaha guru di depan kelas akan menjadi sia-sia, dan ini memicu rasa frustrasi. Agar dapat mengelola kelas dengan baik, guru harus melatih diri, menempa kematangan pribadinya, dan terus menerus ingat untuk menjadi teladan bagi para siswanya. Selain itu, guru juga perlu mengembangkan teknik, metoda serta pendekatan yang menarik dan menantang.
Di atas segalanya, perlu dipahami bahwa teori sederhana ini tidak akan banyak artinya bila guru berhenti pada tataran tahu. Guru harus sesegera mungkin masuk pada tataran lakukan karena ketrampilan mengelola kelas adalah ketrampilan yang diasah oleh waktu, situasi dan kondisi. Ketrampilan mengelola kelas adalah ketrampilan seumur hidup bagi guru.

A. PRINSIP PRINSIP PENGELOLAAN KELAS
Msalah pengelolaan kelas bukanlah merupakan tugas yang rinagn. Berbagai faktorlah yang menyebabkan kerumitan itu. Secara umum factor factor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua yaitu.
1. Faktor interen siswa
2. Faktor eksteren siwa
Faktor interen siswa biasanya berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan prilaku. Kepribadian siswa dengen cirri khasnya masing masing menyebabkan siswa berbeda dari siwa lainya secara individual. Perbedaan secara individual ini dilihat dari segi aspek, yaitu perbedaan biolagis, intelektual dan psikologis.
Sedangkan factor eksteren siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa di kelas, dan sebagainya.masalah jumlah siswa di kelasa akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas misalnya dua puluh dua orang keatas cendrung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cendrung lebih kecil terjadi konflik.
Mustahil kekacaun di kelas tidak dapat dibatasi, selama ada usaha dari guru, kekacauan di kelas pasti dapat di pecahkan. Memang diakui kelas dari waktu ke waktu, dari hari ke hari, hari ini, esok atau lusa, menunjukan suasana yang berbeda. Kemaren mungkin suasana kelas tenang. Boleh jadi suasana kelas hari ini ribut dan panas. Sewaktu waktu kebaikan belajar siswa terganggu dengan datangya gangguan dari luar kelas dalam berbagai bentuk dan jenisnya, misalnya ada kebakaran disekitar sekolah, ada maling disiang bolong, ada tabrakan kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, prinsip prinsip pengelolaan kelas dapat di pergunakan. Maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip prinsip pengelolaan kelas yang akan di uraikan berikut ini.

1. Hangat Dan Antusias
Hangat dan antusiasdiperlukan dalam prose belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2. Tantangan
Penggunaan kata kata, tindakan cara kerja, atau bahan bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Tambahan lagi akan dapat menarik perhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar mereka.
3. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya ganguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila penggunaanya bervariasi sesuai dengan kebutuhan sesaat. Kevariasian dalam penggunaan apa yang disebutkan diatas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

4. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan muncuknya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributanan anak didik, tidak ada perhatian tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.

5. Penekan Pada Hal Hal Yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada hal hal yang negatif. Penekan pada hal yang positif yaitu, penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadarn guru untuk menghindari kesalahan yang dapat menggangu jalanya proses belajar mengajar.

6. Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karna itu guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tangung jawab. Jadi guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.

B. PRINSIP PENGGUNAAN KETRAMPILAN MENGELOLA KELAS
1. Pengertian Ketrampilan Pengelolaan Kelas
Dari sekian banyak ketrampilan yang harus dikuasai oleh guru, mengelola kelas merupakan ketrampilan yang krusial. Banyak guru yang pandai (dalam bidang studinya), namun, itu semua akan sia-sia belaka kalau ia tidak berhasil mengelola kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman. Yang perlu diketahui oleh guru (dan juga calon guru) yaitu bahwa kepintaran dalam bidang studi tidak memiliki kaitan signifikan dengan kemampuan mengelola kelas. Jadi, sekali lagi, seberapapun pandai guru itu, kepandaiannya tidak akan banyak membantunya kalau ia tidak terampil dalam mengelol kelasn.
Ketrampilan mengelola kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, serta mengembalikan kondisi belajar apabila terdapat gangguan.
2. Prinsip Penggunaan Ketrampilan Mengelola Kelas
Ketrampilan mengelola kelas erat kaitannya dengan kematangan emosional seorang guru. Perlu diingat bahwa yang dihadapi oleh guru adalah sekumpulan anak, dengan kematangan emosional yang seharusnya belum seperti gurunya. Sehingga, hampir mustahil menuntut seorang anak bersikap matang dan dewasa. Sebaliknya, gurulah yang terlebih dahulu menunjukkan kematangannya sebagai seorang dewasa.
Guru yang hangat, akrab, antusias, dan tulus akan lebih mudah mengelola kelasnya, daripada guru yang tegang dan sok jaim. Ada kemungkinan kelas tenang karena tampang sangar dan kemarahan kita, tapi percayalah, cara terakhir ini hanya akan menguras emosi kita, membuat kita lelah secara emosional, dan hanya akan menyimpan bom-bom waktu untuk masa mendatang. Guru yang hanya mengandalkan kemarahan dan wajah streng tidak akan pernah mendapat respek dari murid-muridnya. Guru yang seperti ini juga melenyapkan kesempatan anak untuk belajar bagaimana menjadi lebih dewasa. Ingatlah, bahwa kedewasaan hanya bisa tercapai melalui interaksi yang sehat antara anak dan orang dewasa. Bila interaksi itu interaksi yang diktatoris, maka maka sebetulnya anak tidak belajar apa apa,
Salah satu hal yang sering kali diabaikan oleh para guru adalah penekanan pada hal-hal positif. Harus dengan jujur diakui bahwa guru lebih sering menegur, daripada memuji. Guru lebih peka pada kesalahan anak, daripada kebaikan anak. Guru sering menahan diri untuk berterima kasih atau memberi pujian pada anak. Sebaliknya, tanpa berpikir panjang guru akan marah-marah pada anak yang ribut, misalnya. Padahal, penekanan pada hal-hal positif akan sangat membantu guru menimbulkan aura positif bagi kelasnya, sehingga memudahkan ia dalam mengelolah kelas itu.
Berikuit ini adalah cara cara memelihara suasana positif
a. Memberi tekanan terhadap tingkah laku positif dan menghindari ocehan atau tingkah laku negatif.
b. Memberi penguatan terhadap tingkah laku positif
c. Menyadari akan adanya kesalahan kesalahan yang bisa dibuat oleh guru sendiri.
Selanjutnya, prinsip yang paling penting dalam pengelolaan kelas adalah keteladanan. Hal ini sering kali dibicarakan dan sering kali dibahas. Dalam tataran verbal pun setiap guru pun pasti menyetujuinya. Namun, jarang sekali guru mau mencoba keampuhannya. Penanaman disiplin akan jauh lebih mudah dengan cara memberikan contoh dan teladan tentang pengendalian diri dan disiplin melaksanakan tanggung jawab. Guru kadang merasa bahwa “anak tidak akan tahu” atau “anak akan mengerti”, bilamana mereka melakukan suatu tindakan tidak terpuji. Namun, siswa jelas mengerti dan siswa bisa mengukur dan menilai sendiri bagaimana guru mereka itu. Di lain pihak, guru tidak perlu berlelah-lelah “berkotbah” bila ia sendiri sudah jadi contoh hidup bagi anak muridnya.
Selanjutnya, yang penting juga adalah pendekatan, metode, dan teknik yang dipakai oleh guru. Walaupun merepotkan dalam mempersiapkannya, namun, penggunaan variasi media, gaya dan interaksi belajar mengajar akan sangat membantu guru dalam mengelola kelasnya. Sebabnya sangat sederhana: anak yang mencari gara-gara adalah anak yang bosan dengan suasana belajarnya. Oleh karenanya, perkecil kemungkinan anak merasa bosan dengan cara memvarasi pendekatan mengajar kita. Dalam hal ini, jangan segan-segan merubah strategi mengajar, bila memang diperlukan. Kecerdasan guru untuk membaca situasi kelas sangat diperlukan. Oleh karenanya guru juga dituntut untuk luwes dalam bertingkah laku dalam mengambil keputusan.
Pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu yang besar. Namun, rasa ingin tahu ini sering kali keburu mati oleh kebosanan dan kejenuhan. Oleh karenanya, guru juga mesti cerdik dalam menggunakan kata-kata, tindakan, dan bahan yang menantang. Daripada menerangkan suatu materi secara liner, misalnya, ada baiknya sesekali mencoba memecah-mecah materi dan menyuruh siswa “menyusun” materi itu. Ini akan merangsang anak untuk mengalahkan materi tersebut.

KESIMPULAN
Secara umum factor factor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua yaitu.
1 Faktor interen siswa
2 Faktor eksteren siwa
Faktor interen siswa biasanya berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan prilaku. Kepribadian siswa dengen cirri khasnya masing masing menyebabkan siswa berbeda dari siwa lainya secara individual. Perbedaan secara individual ini dilihat dari segi aspek, yaitu perbedaan biolagis, intelektual dan psikologis.
Sedangkan factor eksteren siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa di kelas, dan sebagainya
Berikut adalah prinsip prinsip pengelolaan kelas
1. Hangat Dan Antusias
2. Tantangan
3. Bervariasi
4. Keluwesan
5. Penekan Pada Hal Hal Yang Positif
6. Penanaman Disiplin Diri

Keterampilan mengelola kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, serta mengembalikan kondisi belajar apabila terdapat gangguan.
Berikuit ini adalah cara cara memelihara suasana positif
a. Memberi tekanan terhadap tingkah laku positif dan menghindari ocehan atau tingkah laku negatif.
b. Memberi penguatan terhadap tingkah laku positif
c. Menyadari akan adanya kesalahan kesalahan yang bisa dibuat oleh guru sendiri.

DAFTAR PUTAKA
Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar PT Renika Cipta, Jakarta: 2006
Amir Achsin, Pengelolaan Kelas dan Interaksi belajar Mengajar, IKIP Ujung Pandang Pers, 1990
Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar PT Renika Cipta Jakarta, 1996
www.prinsip prinsip pengelolaan kelas.com
www.zona pendidikan.com

Jumat, 15 April 2011

MANFAAT WHUDUH DAN GERAKAN SHOLAT

1. Manfaat Wudlu
Kulit merupakan organ yang terbesar tubuh kita yang fungsi utamanya membungkus tubuh serta melindungi tubuh dari berbagai ancaman kuman, racun, radiasi juga mengatur suhu tubuh, fungsi ekskresi ( tempat pembuangan zat-zat yang tak berguna melalui pori-pori ) dan media komunikasi antar sel syaraf untuk rangsang nyeri, panas, sentuhan secara tekanan. Begitu besar fungsi kulit maka kestabilannya ditentukan oleh pH (derajat keasaman) dan kelembaban. Bersuci merupakan salah satu metode menjaga kestabilan tersebut khususnya kelembaban kulit. Kalu kulit sering kering akan sangat berbahaya bagi kesehatan kulit terutama mudah terinfeksi kuman. Dengan bersuci berarti terjadinya proses peremajaan dan pencucian kulit, selaput lendir, dan juga lubang-lubang tubuh yang berhubungan dengan dunia luar (pori kulit, rongga mulut, hidung, telinga). Seperti kita ketahui kulit merupakan tempat berkembangnya banya kuman dan flora normal, diantaranya Staphylococcus epidermis, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Mycobacterium sp (penyakit TBC kulit). Begitu juga dengan rongga hidung terdapat kuman Streptococcus pneumonia (penyakit pneumoni paru), Neisseria sp, Hemophilus sp. Seorang ahli bedah diwajibkan membasuh kedua belah tangan setiap kali melakukan operasi sebagai proses sterilisasi dari kuman. Cara ini baru dikenal abad ke-20, padahal umat Islam sudah membudayakan sejak abad ke-14 yang lalu. Luar Biasa!!

2. Keutamaan Berkumur Berkumur-kumur
dalam bersuci berarti membersihkan rongga mulut dari penularan penyakit. Sisa makanan sering mengendap atau tersangkut di antara sela gigi yang jika tidak dibersihkan ( dengan berkumur-kumur atau menggosok gigi) akhirnya akan menjadi mediasi pertumbuhan kuman. Dengan berkumur-kumur secara benar dan dilakukan lima kali sehari berarti tanpa kita sadari dapat mencegah dari infeksi gigi dan mulut.

3.Istinsyaq berarti menghirup air dengan lubang hidung
melalui rongga hidung sampai ke tenggorokan bagian hidung (nasofaring). Fungsinya untuk mensucikan selaput dan lendir hidung yang tercemar oleh udara kotor dan juga kuman.Selama ini kita ketahui selaput dan lendir hidung merupakan basis pertahanan pertama pernapasan. Dengan istinsyaq mudah-mudahan kuman infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat dicegah.

4. Pembersihan telinga sampai dengan pensucian kaki beserta telapak kaki
Untuk mencegah berbagai infeksi cacing yang masih menjadi masalah terbesar di negara kita.

5. Manfaat Kesehatan Sholat Berdiri lurus
Pelurusan tulang belakang dan menjadi awal dari sebuah latihan pernapasan, pencernaan dan tulang.

6. Takbir merupakan latihan awal pernapasan.
Paru-paru adalah alat pernapasan Paru kita terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga yang melengkung dan tulang belakang yang mencembung. Susunan ini didukung oleh dua jenis otot yaitu yang menjauhkan lengan dari dada (abductor) dan mendekatkannya (adductor). Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya, hingga rongga dada mengembang seperti halnya paru-paru.

7. Dan mengangkat tangan
berarti meregangnya otot-otot bahu hingga aliran darah yang membawa oksigen menjadi lancar.

8. Dengan ruku’,
memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh karena sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin lancar bila ruku’ dilakukan dengan benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih tinggi daripada leher. Ruku’ juga mengempiskan pernapasan. Pelurusan tulang belakang pada saat ruku’ berarti mencegah terjadinya pengapuran. Selain itu, ruku’ adalah latihan kemih (buang air kecil) untuk mencegah keluhan prostat. Pelurusan tulang belakang akan mengempiskan ginjal. Sedangkan penekanan kandung kemih oleh tulang belakang dan tulang kemaluan akan melancarkan kemih. Getah bening (limfe) fungsi utamanya adalah menyaring dan menumpas kuman penyakit yang berkeliaran di dalam darah.

9. Sujud Mencegah Wasir
Sujud mengalirkan getah bening dari tungkai perut dan dada ke leher karena lebih tinggi. Dan meletakkan tangan sejajar dengan bahu ataupun telinga, memompa getah bening ketiak ke leher. Selain itu, sujud melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah wasir. Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah bening dan tidak melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau ada di sebagian sahabat Rasul menceritakan bahwa Rasulullah sering lama dalam bersujud.

10. Duduk di antara dua sujud
dapat mengaktifkan kelenjar keringat karena bertemunya lipatan paha dan betis sehingga dapat mencegah terjadinya pengapuran. Pembuluh darah balik di atas pangkal kaki jadi tertekan sehingga darah akan memenuhi seluruh telapak kaki mulai dari mata kaki sehingga pembuluh darah di pangkal kaki mengembang. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara optimal menopang tubuh kita.

11. Gerakan salam yang merupakan penutup sholat,
dengan memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Gerakan ini juga akan mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.

12. Manfaat Sholat Malam Malam
hari biasanya dingin dan lembab. Kalau ditanya, paling enak tidur di waktu tersebut. Banyak lemak jenuh yang melapisi saraf kita hingga menjadi beku. Kalau tidak segera digerakkan, sistem pemanas tubuh tidak aktif, saraf menjadi kaku, bahkan kolesterol dan asam urat merubah menjadi pengapuran. Tidur di kasur yang empuk akan menyebabkan urat syaraf yang mengatur tekanan ke bola mata tidak mendapat tekanan yang cukup untuk memulihkan posisi saraf mata kita. Jadi sholat malam itu lebih baik daripada tidur. Kebanyakan tidur malah menjadi penyakit. Bukan lamanya masa tidur yang diperlukan oleh tubuh kita melainkan kualitas tidur. Dengan sholat malam, kita akan mengendalikan urat tidur kita.

Sholat Lebih Canggih dari Yoga “Apakah pendapatmu sekiranya terdapat sebuah sungai di hadapan pintu rumah salah seorang di antara kamu dan dia mandi di dalamnya setiap hari lima kali. Apakah masih terdapat kotoran pada badannya?”. Para sahabat menjawab : “Sudah pasti tidak terdapat sedikit pun kotoran pada badannya”. Lalu beliau bersabda : “Begitulah perumpamaan sholat lima waktu. Allah menghapus segala keselahan mereka”. (H.R Abu Hurairah r.a).
Jika manfaat gerakan sholat kita betul, maka sangat luar biasa manfaatnya dan lebih canggih daripada yoga. Sangat disayangkan tidak ada universitas yang berani atau sengaja mengembangkan teknik gerakan sholat ini secara ilmiah. Belum lagi manajemen yang terkandung dalam bacaan sholat. Seperti doa iftitah yang berarti mission statement (dalam manajemen strategi). Sedangkan makna bacaan Alfatihah yang kita baca berulang sampai 17 kali adalah objective statement. Tujuan hidup mana yang lebih canggih dibandingkan tujuah hidup di jalan yang lurus, yaitu jalan yang penuh kebaikan seperti diperoleh para orang-orang shaleh seperti nabi dan rasul?

Senin, 04 April 2011

PENDEKATAN INDIVIDU DAN PENDEKATAN SOSIAL

PENDAHULUAN
Dalam ilmu biologi individu dianggap satu sel atom, dan kumpulan dari sel-sel itu merupakan struktur, merupaka suatu organisme. Maka dengan membahas tata kehidupan sel satu persatu ahirnya dapat di mengerti tata kehidupan organisme pada umumnya. Individu segabai titik tolak ditentukan atau dipengaruhi oleh dua macam yaitu faktor inter dan ekstern
Faktot intren meliputi faktor-faktor biolagis dan psikologis, sedangkan faktor eksteren meliputi faktor faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Dalam pendekatan individu untuk mempelajari tingkah laku manusia menggunakan approac individual. Didalam approac individual menitik beratkan pada faktor-faktor biologis dan psikologis, yang mendiskripsikan tingkah laku seseorang. Kedua faktor itulah yang primair sedangkan faktor lingkungan sekitar fisik dan melieu sosial merupakan faktor skunder karna approac individual barpendapat bahwa individual yang primer sedangkan masyarakat adalah skunder.
Selain itu juga cara lain untuk membahas tingkah laku manusia dalam pendekatan sosial menggunakan approac sosial, approac kelompok, societal approach, group approach sosial ini adalah masyarakat berbagai lembaganya, kelompok dengan berbagai aktifitasnya.

A. PENDEKATAN INDIVIDU
Dalam ilmu biolagi individu itu dianggab satu sel satu atom, dan kumpulan dari sel-sel itu merupakan struktur merupakan satu organisasi ialah organisme. Transformasi pikiran ini didalam membahas tata kehidupan manusia demikian itu ada, artinya untuk dapat mengerti tata kehidupan masyarakat (kelompok) perlu dibahas tata kehidupan individu yang menjadi pembentuk masyarakat itu.
1. Faktor Biologis Pada Tingkah Laku Manusia
Perbedaan antara faktor biologis dan psikologis pada tingkah laku manusia adalah bahwa pada faktor biologis memandang manusia itu sebagai organisme yang murni dan sederhana, sedangkan pada faktor psikologis memandang manusia sebagai organisme yang intelegen, organisme yang mempunyai intelegensi. Yang menjadi problem besar pada biologi ialah usaha untuk menemukan elmen-elmen tingkah laku mana yang disebabkan oleh lingkungan sekitar. Ada satu pendapat bahwa ada kejahatan dan problem anak anakal adalah karna hereditas, karna keturuan biologis. Demikian juga kriminalitas ada yang diwariskan lombroso misalnya, dapat menentukan ciri-ciri yang karakteristik, bagi penjahat-penjahat tertentu. Inilah biologisme yang extrim, sedangkan yang kurang extrim mengatakan bahwa emosi yang khas adalah karna hereditas. Tetapi bagi orang-orang yang tidak sependapat dengan biologime yang extrim in mengatakan bahwa kejahatan delequeny itu disebabkan oleh milieu anti sosial.
Didalam masalah intelegensi juga terdapatlah pengaruh biologisme tersebut diatas, dimana mereka mengatakan bahwa orang-orang yang mempunyai intelegensi tingi mereka itu adalah berasal dari ras-ras tertentu. Extriminitas dari pendapat ini adalah adalah hanya orang-orang dari ras kulit putihlah yang dapat mempunyai intelegensi yang tingi. Asal mula paham biologis ini adalah dengan terbitnya buku Origin Of speceis karangan charles. Tetapi dengan penyelidikan-penyelidikan moderen membuktikan bahwa tinggi rendah intelegensi itu tidak bergantung dengan asal ras, tetapi bergantung oleh faktor-faktor melalui fisik dan kulturil pada masyarakat.
Bangsa kulit berwarna belum dapat maju karna tidak ada kesempatan dan kemerdekaan, karna adanya penjajahan oleh para penjaja masyarakat. Jajajhan dibuat sedemikian rupa sehingga rakyat tidak dapat naju berkembang. Misalnya di indonesia dahulu masa kolonialisme belanda, kesenpatan yang sama untuk menuntut pendidikan ternyatalah intelegensi bansa kulit berwarna tidak lah kalah dengan bangsa ras kulit putih. Tandanya faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan masyarakat ialah adanya kebebasan, fasilitas ekonomis, kemajuan kebudayaan, hubungan sosial yang luasa dan keagamaan. Sementara itu patut di perhatikan pula bahwa faktor protein zat putih telur) juga mempengaruhi perkembangan intelegensi, sebab jaringan otak dan syaraf-syarafnya sebagian besar adalah berasal dari protein. Dus, makin tersedia protein makin berkambanglah otak dan syaraf-syarafnya. Faktor-faktor biologis yang lain, yang tidak dapat disangkal pengaruhnya terdapat tingkah laku manusia ialah bekerjanya secara normal daripada hormon-hormon berbagai endoktrion atau kelenjar-kelenjar buntu didalam tubuh manusia. Misalnya pada anak-anak putri yang hormon-hormon genetalianya sudah mulai bekerja menimbulkan perubahan-perubahan jasmaniah, misalnya tumbuh dan berkembangya buah dada 9glandula mamae), maka sifat-sifat dan tingkah lakunya akan menjadi orang dewasa.
Demikian juga pada anak laki-laki. Kurang atau lebih bekerjanya daripada hormon-hormon endoktrinon pada tubuh manusia akan menyebabkan klamin-klamin atau abnormalitas tingkah lakunya, selain dari pada fisik yang abnormal pula. Misalnya apabila hormon genetalia terlalu awal bekerjanya mana menimbulkan puberitas, dewasa terlalu awal, misalnya anak putri masih muda usianya, buah dadanya sudah tumbuh besar anak laki-laki masih muda usianya sudah berkumis atau berambut pada genetalianya. Sekarang dengan teknologi medis moderen sudah dapat dibuat syntehese hormon-hormon tertentu, yang dengen injeksi hormon-hormon itu dapatlah mengubah tingkah laku manusia. Misalnya, injeksi adrenalin dengan dosis lebih, maka yang bersangkutan akan selalu menunjukan perbuatan-perbuatan marah. Kalau didalam tubuh orang laki-laki injeksikan hormon feminitas dengan dosis tertentu, maka timbullah perbuatan-perbuatan atau tingkah laku kewanitaan pada lalaki-lelaki. Demikian juga kalau sebaliknya pada perempuan injeksi hormon nsculina maka timbulalh tingkah laku kelelakian pada orang tadi. Ataupun pada zaman moderen aba ke-20 ini dengan teknologi operasi organ-organ tertentu pada seseorang dapat mengubah tingkah lakunya berlainan dari pada yang sewajarnya. Selain dari pada adanya pengaruh-pengaruh hormon endoktrinon terhadap tingkah laku manusia yang sifatnya natural dengan adanya cacat-cacat jasmania ataupun rohaniah juga menimbulkan tingkah laku yang berlainan dari pada yang seharusnya. Dengan demikian pada uraian yang sangat singkat ini jelas kiranya memang benar-benar ada pengaruh biologis terhadap tingkah laku manusia.

2. Faktor Psikologis Pada Tingkah Laku Manusia
Batas antara biologis dan psikologis tidak extrim, tajam dan tetap, karna dengan kemajuan-kemajuan dalam penelitian ilmiah maka dapatlah diketahui hubungan-hubungan dan perbedaan-perbedaan yang bisa diketemukan. Satu penyelidikan tentang karakteristik manusia jasmaniah tentulah harus mencakup fungsinya, dan sebaliknya study pada ungsi dan adaptabilitas proses mental tak mungkin lengkap tanpa menyelidiki karakteristik naturalnya. Dengan begitu jelaslah selalu ada hubungan timbal balik antara biologi dan psikologi, justru kedua-duanya complementair didalam mempelajari tingkah laku manusia.
Studi experimental tentang tingkah laku kanak-kanak yang dilakukan oleh Jhon B watson pada laboraturium psikologi pada Jhon Hopkins University dia menemukan tiga macam tingkah laku yang tidak dipelajari ialah takut, marah dan senag (fear, anger and leve). Dia menyimpulakn bahwa seabgian besar tingkah laku manusia adalah dipelajari dan hanya sebagian kecil saja yang inctencit, serta bahwa tingkah laku itu lebih banyak dikondisikan oleh responci terhadap suatu situasi dari pada berasal dari tingkah laku inheritas. Dengan buku Watson, Behaviorism yang terbit 1925 mulailah menyinggung kabut-kabut yang menyeliputi teori instenct. Penyelidikan lainya tentang tingkah laku kanak kanak dilakukan oleh Arnoldgessel dan teman-temanya pada klinik. Perkembangan kanak-kanak (Clinic of child Divelopment) yang didirikan pada yale university tahun 1911. Pertama kali Gessel tertarik pada anak-anak yang terbelakang baru kemudian pada tahun 1919 ia studi pada anak-anak, maka pada laboratorium memakai tekhnik ane-Way visten screen, yaitu penyelidikan dapat melihat anak-anak, dengan dilengkapi film serta pita rekaman agar supaya dapat memperoleh data yang analisa yang cukup baik. Sebagai hasilnya ia melaporkan antara lain sebagai berikut, bahwa kanak-kanak adalah individu-individu yang berbuat, yang hidup dan kepribadian anak-anak adalah hasil pertumbuhan yang lambat dan graduil, bertingkat-tingkat. Demikian misalnya pertumbuhan syistem nervorumnya setapak demi setapak dan dengan sendirinya, sehingga pertumbuhan mentalnya seperti juga pertumbuhan jasmaniahnya, merupakan suatu modilling procces, suatu proses memberi model dengan bentuk tertentu, atau dengan kata lain pertumbuahan mental itu adalah suatu petterning procces, sustu proses memberi pola, suatu proces pernolaan. Sebab the mend pikiran, secara esensial adalah sumasi dari pada pertumbuhan yang multitude dari pada pola-pola tingkah laku. Dus, esensi dari pendapat gessel tersebut diatas ialah bahwa pola-pola tingkah laku itu pada kanak-kanak sampai dewasa, adalah tumbuh dan berkembang, artinya terjadi proses perubahan tingkah laku. Seiring dengan kedewasan fisiknya. Dus tingkah laku instectip pada kanak-kanak dengan dewasanya anak-anak akan hilang lah menetek itu diganti dengan minum kopi susu misalnya dengan gelas.
Sehubungan dengan faktor-faktor psikologi pada tingkah laku manusia, patut pula dikkemukakan salah satu teori kepribadian yang juga pada dasarya mempunyai masalah yang sama, ialah tingkah laku itu tadi. C.G Yung, membagi tipe kepribadian manusia atas dua golongan besar ialah tipe introvert dan tipe kpribadian, ini mempunyai pola-pola tingkah laku sendiri-sendiri. Misalnya orang tipe introvert sifatnya pendiam, rasional, lambat bertindak, dan sebagainya. Kedua sifat-sifat ini terdapat didalam tingkah laku manusia, artinya dalam masyarakat kita jumpa kedua jenis tipe kepribadian itu. Demikian juga di sekolah kita jumpa anak anak yang bertipe kepribadian extravert. Kita juga mengakui adanya faktor-faktor herebitair, misalnya pembawan, bakat dan sebagainya, yang harus kita akui sebagai kekuatan potensial, kekuatan yang telatent, kekuatan-keutan potensial mana baru dapat diaktualkan, baru dapat di manipestasikan kalau faktor-faktor melieu, faktor-faktor lingkungan sekitar mengijinkan, memberi kesempatan dan fasilitas yang mencukipi adanya.
Ahirnya dapat kita simpulkan, bahwa approach individual belumlah lengkap untuk menerangkan semua gejala tingkah laku manusia, mengingat bahwa individu-individu adalah hidup dengan dan dalam masyaraka. Dus faktor masyarakat itu pun harus diakui ranaya sebagai pembentuk tingjkah laku warga masyarakatnya.

B. PENDEKATAN SOSIAL
Cara lain untuk membahas tingkah laku manusia ialah dengan mempergunakan approach sosial. Approach kelompok, tal approach, group approach, titik pangkal daripada approachsosial ini ialah masyarakat dengan berbagai lembaganya, kelompok-kelompok dengan berbagai aktivitasnya. Secara kongkret approach sosial ini membahas aspek-aspek atau komponen daripada kebudayaan manusia, misalnya keluarga, tradisi-tradisi, adat-istiadatnya, moralitasnya,norma-norma sosialnya, dan sebagainya. Jadi segala sesuatu yang dianggap produk bersama, milik bersama ialah milik masyarakat. Jelas disini yang menjadi gelar primair gejala secundair saja. Tingkah laku individu dapat dipahami dengan memahami pada tingkah laku masyarakatnya. Individu mulai lahir sampai mati dibesarkan dan dikembangkan oleh masyarakatnya. Misalnya, pada waktu lahir dengan pertolongan bidan atau bayi, cara merawat bayi atau ibunya, upacara-upacara yang dilakukan untuk si bayi, apabila anak sudah mulai dapat bicara diajarkan tatakrama keluarga dan masyarakat, misalnya bagaimana memanggilibu dan ayah, bagaimana cara makan dan minum, bagaimana cara berpakain, agama apa yang dianut, dan sebagainya semuanya menjelaskan bahwa generasi muda( e.g. anak-anak tadi ) harus bertingkah laku sesuai dengan pola tingkah laku yang dikehendaki oleh masyarakat, atau dengan perkataan lain dikondisikan oleh kebudayaan masyarakat. Jadi mengapa Si Sri nugraha tidak boleh bergaul bebas atau bebas bergaul antara pemuda dan pemudi, si tono setiap hari senin membuat sesaji, dan sebagainya. Jadi kalau masyarakat mengizikan perkawinan poligami,maka individi-individunya juga berpoligami.lebih luas ialah karena indinesia mengembangkan filsafah hidup pancasila, maka seluruh warga negaranya harus mengembang paham pancasila. kalau pemerintah menganut demokrasi pancasila maka seluruh warga negaranya mengerti dan mengamalkan demokrasi pancasila. jikalau ada warga negara indonesia tidak mau mengamalkan pancasila, demokrasi pancasila, negara akan menindak kepada mereka, oleh karena mereka dianggap menyeleweng dari pola tingkah laku yang harus dikembangkan oleh masyarakat. Demikian juga impilkasi dibidang pendidikan, guru-guru harus mendidik anak-anaknya kearah pola tingkah laku masyarakat dan negara.
Comte percaya bahwa sosiologi adalah pengetahuan yang fundamental,adalah suatu metode penyelidikan yang eksak dan mempunyai data yang besar dalam membahas kehidupan manusia dalam masyarakat. Ia menyusun hirakhi pengetahuan dari yang kimia paling eksak adalah sebagai berikut: matematik, astronomi, phisika, kimia, biologi termasuk psikolog, dan kemudian sosiologi. Penyusuna hierarchi demikian itu didasarkan dari yang sederhana sampai pada yang kompleks, dan oleh karena gejala sosial adalah gejala yang paling kompleks dan paling sukar untuk melukiskannya secara kekuatan positif, maka sosiologi ditempatkan yang terakhir.
Extrimitas dari approach sosial ini dapat kita anggap sebagai sosiologisme, dimana tingkah laku individu-individunya secara mutlak ditentukan oleh masyarakat oleh kebudayaan masyarakat, dimana individualitas tenggelam didalam sosialitas manusia. Tingkah laku yang demikian ini didapati semua masyarakat sungguh-sungguh homogin yang kua tradisinya dan tata caranya. Individu-individu yang menyimpang dari pola tingkah laku masyarakat dianggap sebagai individu-individu yang abnormal, dan pasti dikeluarkan dari masyarakat. kalau kita perhatikan benar-benar prinsip dari approach ini tak seorang pun menyangkal kebenaranya, tetapi secara absolut, secara extrim, approach sosial tentulah tergelincir kelembah kelemahan-kelemahan nya, sebab betapa homoginnya suatu masyarakat, betapa kuatnya tata cara disitu masih juga kita dapati individualitas jadi anggota masyarakat, artinya ciri-ciri tingkah laku manusia perseorangan masih dpat dilihat juga.
Jadi pendekatan sosial ini titk berat pada masyarakat dan pengaruh geografi, jadi tingkah laku manusia itu ditentukan semata-mata oleh fakor phisik dan kultular. Dalam membahas soal ini yang kita perbincangkan ialah interaksi sosial individu manusia, bukan interaksi sosail hewan. Jadi dengan demikian, maka bertitik pengkal kepada kepada berbagai individu yang berinteraksi, dengan demikian interaksi sosial itu akan menunjukkan segi kesosialannya mahluk manusia. Sudah barabg tentu dalam hal ini manusia selalu mengadakan penyesuain diridengan lingkungan.

KESIMPULAN
Perbedaan antara faktor biologis dan psikologis pada tingkah laku manusia adalah bahwa pada faktor biologis memandang manusia itu sebagai organisme yang murni dan sederhana, sedangkan pada faktor psikologis memandang manusia sebagai organisme yang intelegen, organisme yang mempunyai intelegensi
Didalam masalah intelegensi juga terdapatlah pengaruh biologisme tersebut diatas, dimana mereka mengatakan bahwa orang-orang yang mempunyai intelegensi tingi mereka itu adalah berasal dari ras-ras tertentu. Extriminitas dari pendapat ini adalah adalah hanya orang-orang dari ras kulit putihlah yang dapat mempunyai intelegensi yang tingi. Asal mula paham biologis ini adalah dengan terbitnya buku Origin Of speceis karangan charles. Tetapi dengan penyelidikan-penyelidikan moderen membuktikan bahwa tinggi rendah intelegensi itu tidak bergantung dengan asal ras, tetapi bergantung oleh faktor-faktor melalui fisik dan kulturil pada masyarakat.
selanjutnya pendekatan sosial ini titk berat pada masyarakat dan pengaruh geografi, jadi tingkah laku manusia itu ditentukan semata-mata oleh fakor phisik dan kultular. Dalam membahas soal ini yang kita perbincangkan ialah interaksi sosial individu manusia, bukan interaksi sosail hewan. Jadi dengan demikian, maka bertitik pengkal kepada kepada berbagai individu yang berinteraksi, dengan demikian interaksi sosial itu akan menunjukkan segi kesosialannya mahluk manusia. Sudah barabg tentu dalam hal ini manusia selalu mengadakan penyesuain diridengan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Drs H. Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta Renita Cipta: 2004
Anrnol W. Gessel Infan and Chil the Culture Of to Day, Harper and Brother, New York, 1943. P. 11

Jolan jacobi, The Psicilogy of Yung, trauslated by, K. Bash, yale University Press, New York, 1943